Pages

Kamis, 13 Oktober 2011

di sebuah titik

pada titik itu, kita bertemu
di tepianya kita menatap senja
dan kita terasa begitu dekat, sangat dekat
harapan merajut pada waktu, agar tak mudah terlarut
sehingga kita bisa lebih lama meneguknya
sayang, kita pun tau tak ada yang kuasa atasnya

seiring lenyapnya, kita dipaksa menanggalkan tempat itu
mempertanyakan dengan penantian pada titik itu akan mempertaukan kembali
menatap kembali senja
dan membiarkan angin menyibak rambutmu

ataukah
membiarkan semuanya menguap begitu saja
berubah menjadi butirbutir yang kita nikmati masingmasing di balik tirai
dengan memandang titik yang kian curam dalam deburan ombak terus menghantam
meski kita tahu
bahwa ini bukan hendak kita

Rabu, 12 Oktober 2011

digadai


adalah sepi yang tercabutnya ramai, tapi aku sedang berada di pasar


membiarkan tubuh tercabikcabik elang


berteriak menangis sejadijadi layaknya bayi


tak ada jawaban atas segenap pertanyaan


hanya melampirkan


secarik cerita mengadu tempat pegadaian


agar kugadaikan tubuhku


lalu berlari dan terus berlarilari


tak ada kata, tak ada tawa, tak ada tangis


semuanya melenyap dipermukaan


_________”___________


akhirnya kau datang juga


bawa sana,


lelah ku menyimpan tubuhmu


aku lemparkan ke laut, ikan menolaknya


di kubur, cacing pun menolak


demikian juga para penjagal daging


“NAJIS, HARAM, JADAH”


_____________________”________________


ku pandangi tubuh yang terdampar begitu saja


matanya terlihat tajam seperti hendak menyampaikan pesan, namun tenggorakannya seperti tersendat


siapa yang hendak menerima tubuh


Sebuah Catatan Terasing