Kamis, 28 Januari 2010
untuk rasa yang merasa dalam senja
racikan lalu kita nikmati secangkir kopi
bersama langit yang telah menguning
kau duduk disampingku menyandarkan senyum
hening menyelinap antara panduan asmara
selarik kata yang terbata-bata mengempas sunyi
meredup lalu terbakar
biarkan kata menjadi diam
menghening sejenak tentang diri
dalam aroma kopi
dan biarkan rasa yang mengulapas
mengalir dan membuih
hingga menjadi segumpal kata cinta
untuk rasa yang merasa dalam senja
saat waktu yang terus berdetik
Rabu, 20 Januari 2010
kematian rasa
tak kurasa denyut
menjalar dalam rongga-rongga
semua terasa kelu
menyengat bau amis
butiran melenyap
mencerca rasa
meleleh, melebur
mengekor
saat kata sukar terucap
tersendap dalam tabir
warna pun memudar
rasakan padanya tentang jiwa
bahwa yakin mengugah rasa
menjalarkan jiwa
menjalar dalam rongga-rongga
semua terasa kelu
menyengat bau amis
butiran melenyap
mencerca rasa
meleleh, melebur
mengekor
saat kata sukar terucap
tersendap dalam tabir
warna pun memudar
rasakan padanya tentang jiwa
bahwa yakin mengugah rasa
menjalarkan jiwa
Sabtu, 16 Januari 2010
Sabtu, 09 Januari 2010
Fajar menyambut “Bunga Liar”
Bagaimana dengan mimpimu
Setelah malam menemanimu
Setelah senyum yang kau tancapkan dalam dadaku
Menguak dalam tiap-tiap malam
Tentang rona merah pipimu dalam senyum manis
Lihahatlah halaman depanmu
Tetesan yang menjatuhkan diri dari lembar daun
Nikmati tiap tetes
Seperti kau nikmati kopi
Tersenyumlah
Tak usah kau tanyakan cara bagaimana tersenyum
Karena ia mengetahui dengan caranya sendiri
Dan biarkan waktu menuntunmu
Membiarkan makna mengujar ke permukaan
Hingga kau menggoresnya dalam lembaran kalbumu
Setelah malam menemanimu
Setelah senyum yang kau tancapkan dalam dadaku
Menguak dalam tiap-tiap malam
Tentang rona merah pipimu dalam senyum manis
Lihahatlah halaman depanmu
Tetesan yang menjatuhkan diri dari lembar daun
Nikmati tiap tetes
Seperti kau nikmati kopi
Tersenyumlah
Tak usah kau tanyakan cara bagaimana tersenyum
Karena ia mengetahui dengan caranya sendiri
Dan biarkan waktu menuntunmu
Membiarkan makna mengujar ke permukaan
Hingga kau menggoresnya dalam lembaran kalbumu
Menyelimuti Labirin
Kau tamparkan
Mengenyut
Menyabik rasa
Mengukir makna
Mengepas galau
Yang meluncur dalam labirin
Taukah kamu apa yang ada
Dalam hidangan kopi
Entahlah
Mengepas
Menuju sisi-sisi
Bersandar roko
Berhambur
Dahaga
Mencerna perkata
“duduklah disampingku dan kita nikmati senja,
sambut rasa dan tuangkan rasa dalam kertas”
Mengenyut
Menyabik rasa
Mengukir makna
Mengepas galau
Yang meluncur dalam labirin
Taukah kamu apa yang ada
Dalam hidangan kopi
Entahlah
Mengepas
Menuju sisi-sisi
Bersandar roko
Berhambur
Dahaga
Mencerna perkata
“duduklah disampingku dan kita nikmati senja,
sambut rasa dan tuangkan rasa dalam kertas”
Kamis, 07 Januari 2010
Di tepi kita duduk
Menatap hamparan yang tak menepi
Riuk air dalam hembusan angin
terhempas tatapan hampa
Mulut kian membisu
Saat rasa kian menguak
Tatap menatap gelisah
Terasa kian mencekik
Hanya ingin berujar
Biarkan aku disamping
Menghempaskan bisu
untuk seuntai kata kasih
saat cinta bermain-main dengan tuannya
perempuan yang membawa sebuah pesan
pesan untuk hari yang cerah
pesan untuk kau antarkan kesejukan
setelah penyambutan malam
biarkan angin meyibak
melayang terbang
Menyakisakan burung yang menari mesra
Garis yang berjarak
Sebutir untaian merah menghitam
Kasih dalam lamunan
Yang kian menepi
Saat kita berhangatan
Dalam hembusan nafas
Kau begitu dekat
Saat jarak tak bertepi
Tepian yang hendak digapai
Menatap
gemercik air bermain
yang tak bertepi
(muara angke)
Riuk air dalam hembusan angin
terhempas tatapan hampa
Mulut kian membisu
Saat rasa kian menguak
Tatap menatap gelisah
Terasa kian mencekik
Hanya ingin berujar
Biarkan aku disamping
Menghempaskan bisu
untuk seuntai kata kasih
saat cinta bermain-main dengan tuannya
perempuan yang membawa sebuah pesan
pesan untuk hari yang cerah
pesan untuk kau antarkan kesejukan
setelah penyambutan malam
biarkan angin meyibak
melayang terbang
Menyakisakan burung yang menari mesra
Garis yang berjarak
Sebutir untaian merah menghitam
Kasih dalam lamunan
Yang kian menepi
Saat kita berhangatan
Dalam hembusan nafas
Kau begitu dekat
Saat jarak tak bertepi
Tepian yang hendak digapai
Menatap
gemercik air bermain
yang tak bertepi
(muara angke)
Langganan:
Postingan (Atom)