Pages

Sabtu, 30 April 2011

Topeng

wajahku, wajahmu
berbeda
"apa yang berbeda?"
tak tau, terlalu banyak topeng
"topeng apa?"
topeng di wajah
sampaisampai aku tak mengenal wajahku dan begitupula dirimu
tadinya, kupikir wajahmu adalah wajahku

Rabu, 27 April 2011

simpuhku

lalu tepakan menyengat
mengikuti setiap jalur yang kutelusuri

kau yang sudah tak tersentuh
begitu pula dipandang

orangorang berceloteh
bahwa datang dan pergi
sudah biasa
benarkah kau mengerti tentang hilang
setitikpun aku tak merelakan dirinya lenyap

namun,sayang kuasaku tak mampu melawan kuasaMu
maka
dengan segala macam sesembahan
atas kelayakanMu mendapatkannya
maka padaNya aku pinta
biarlah dia ada dalam pelukanMu

walau sedat benar kata untuk menyebut namaMu
dan simpuhku berupa taburan murkaMu

selamat jalan
wahai yang tak tergantikan
maafkan atas jawaban sayang

Minggu, 24 April 2011

Hampa adalah ada

Percuma saja kau paksakan
Agar abjad
Melahirkan kata

Kenapa juga kupaksakan untuk ada
lalu
biarlah tanya menjadi hampa
dengan kehampaan yang menjadi ada
sebab hampapun adalah ada

Orangorang vampir

orangorang berkumpul
sejak kapan mereka berkumpul
tak ada yang mengetahui

awalnya mereka menelan ludah
lalu
masingmasing menjilati tubuhnya
tibatiba
mereka mengisap darah diantara mereka bak vampir
lalu salah satu menggigit nadi
sampai tak ada untuk diisap
dengan kaparan penuh luka

di hadapan mereka terdapat seorang yang menjajarkan segala macam jenis minuman, di dalamnya terdapat seroang dengan pakain kebesaran sibuk memberi stempel


air tanah
tanahair
berubah menjadi hempasan tandus

Hangus sudah
Ciputat 15/4/2011

Sabtu, 23 April 2011

mewarnai dunia

secarik kertas putih
tergores
hitam
putih
saat mereka memberikan warna
seperti orang yang buta warna

sedangakan aku
menyelam
pada pahit melebihi brantawali
atau manisnya melebihi tebu
mencabik tawar pahit manisnya hidup

Minggu, 17 April 2011

mimpi

selain suara dengkuran
dari nafas yang tersedat
tak ada suara lainnya
inikah sepi yang menjalar dari dengkuran
dengan menawarkan mimpi
saar fajar kupandang mimpi yang tertancap
dengan senyum getir

Kamis, 14 April 2011

zaman

inikah revolusi
terlahir dari magma
suara rakyat merakyat
dari gedung

inikah pembangunan
terlahir dari tanah
suara rakyat merakyat
dari apartemen

inikah reformasi
terlahir air
suara rakyat merakyat
dari hotel

Selasa, 12 April 2011

Bersyukur

matahari berangkat tidur

ombak menganyunkan-ayunkan sampan

tangan kekar mendayung

menyelinap antar kapal-kapal

esok akan ada yang naik sampan

sambil mengisap rokok

sambil menanti sembelum matahari

tak berdaya

atau sekedar duduk di tepi

pelepas jengahnya

dan akan berkata kembali

“biarlah dengan esok, sekarang nikmati saja yang ada

atau, atau saja”

lalu semua tinggal menanti ujung perjalanan

Senin, 11 April 2011

Kisah di Sebuah Taman

sosok
yang mengahadirkan
kembali membawa pada perjumpaan
kukira akan enyah

Rumiyem
bukan nama sebenarnya
tubuhnya tak gemuk
dan juga tak tinggi

kehadirannya di antara mereka yang sedang menanti
waktu
hanya sekedar menanti kehadiran
dengan sesembahan

kembang api memancarkan warna di atas gedung
Suara-suara terompet
sebagai ritual penyambutan pada hadirnya waktu
sepertinya perempuan itu, bukan untuk menikmati kembang api
ia berjalan mendekati air
sesudah itu terdengar takbir darinya
suara yang terkadang melantun memadu dengan gelak tawa
Keningnya mencium lembaran kertas
hembusan nafas lembutnya beradu dengan orama alkohol
selepasnya

tubuhnya terbaring di atas sejadah
pancaran lampu kota menyinari muka
sesujuk angin malam

kemang, menjelang tahun baru

Rabu, 06 April 2011

aku?

…………………..aku?
aku……………………………………..?
…………………aku……………………?
mencari istilah kata
Segala kamus berterbaran tak berdaya

penyerahan diri
dengan bersetubuh
pada pertemuan antar pagi
begitu pula malam hari
sesekali terasing

Minggu, 03 April 2011

mual

kucerna apa yang terasa

hanya hampa belaka

sebab

mereka hanya menyebarkan ungkapan-ungkapan basi

terasa mual dibuatnya

Nyamuk berceloteh, Manusia pun terkapar

oleh karenanya, aku pun memoleskan diri
beriba pada sunyi
bukan tak berkehendak tuk membagi, bukan
aku tak rela untuk kau nikmatin
tapi redakan bisingmu
atau henyalah



kau kira, aku menikmatinya
hanya untuk bertahan hidup dengan kematian yang selalu menghantaui
Kau pun cukup mengetahui tentang hidup
bahwa aku merelakan diri, tanpa bisa mengelak atasNya
bukan aku yang harus pergi, tapi mereka
yang menjadikan aku kambing hitam dari kehidupanmu
mereka yang menghisapmu tanpa rasa puas
sampai kau benar-benar terkapar tanpa darah