Pages

Selasa, 22 Februari 2011

“kematinya”

Lihatlah
Amati
Wajah mereka tampak murung
Matanya memerah
Sebab tak ada kelahiran

“Kelahiran”

Tahukah,
aku telah bersetubuh
Entah berapa kali lamanya
Lalu mengendap
Hingga kau hadir
Maafkan anakku
Jika dicaci, diumpat
Karena kau cacat
Mereka akan berkata kau terlalu dini
Prematur
Tapi, kau tetap anakku
Lahir dari rasa ini
Dengan gejolak yang selalu mengendap
Kau akan matang kelak
Hingga kau rasakan matangnya
Ciputat,7/2/2011

“Sesajen”

Kuhadirkan kopi hitam kental
Rokok kretek
Mengunci diri
Sepi, hening
Sesunyi huruf yang enggan tampak
Ciputat,6/2/2011