Pages

Kamis, 04 Maret 2010

Menggali Kata

Awan kelabu
Menghampiri penggali kata.
Tak seperti penggali kubur.
Atas kematian.
Isak tangis.

Dalam kematian cukup menyeburkan diri dalam air mata.
Mencerca dengan kata yang mati.

Mencari kata, tuk secuil harapan.
Dari huruf entah berantah.

Muak dengan rasa menyesak.
Menengok dalam celah-celah hampa.
Tersampir dalam kursor kosong.
Untuk secarik kata ”Rindu”.
Ini bukan saja sekelebat kata.

Kupersembahkan kata ini untukmu
Dalam bingkisan awan kelabu.
Untuk penggali kata.
(senja)

Senin, 01 Maret 2010

Hujan Terlambat Turun

Detik yang memutar
Dan kembali pada angka yang sama
Hingga terbangun
Tersandarkan tentang waktu membawa pada alam
Alam tentang sebuah pertanyaan kian ngejelimet
Menyesakan dada
Yang memaksaku untuk mengurainya
Semua telah berlalu
Dalam kata yang tak berujar

Seperti hendak ku kata padamu
Sebagaimana kau menanti hujan kala panas
Yang di rundung gelisah
Hingga kau menggundah
Lolongan harap akan hujan

Bukankah penantian ini yang kian merasa indah
Bila waktunya akan menemukan organisme

Hingga alam menjawab
Lalu membiarkan langit menumpah tetesan air
Tanah telah membasah
air telah benar-benar turun
apa yang hendak kau lakukan

apakah kau akan membirakan tiap-tiap air yang berjatuhan membasah rambutmu
lalu kau menguraikan rambut indahmu
bertelanjang kaki sambil mencipratkan tiap genangan air
sambil berteriak dalam derasnya guyuran hujan

atau biarkan saja semuanya membius kau, hingga membawamu dalam dunia sana
saat pagi kau buka jendala menyakisikan tiap tetes membasah pekerangan rumah
perlahan senyum menyambut hari

atau biarkan waktu menghenyap saat kita menyaksikan hujan dari jendala
membiarkan dunia terbang
menembus dinding diantara kita