Pages

Selasa, 15 Maret 2011

“cerita kawan, untuk mimpi”

dalam sebuah tegukan bir
pada malam menampilkan mimpi-mimpi
lalu, kita terbuai olehnya

cukup lama sudah
kita dibuai olehnya
sama halnya buaian payudara kala kita merengek

kawan
jangan kau bunuh aku

kawan, ajak saja aku untuk keluar dari ranjang empuk ini
atau kutampar pula kau agar tak terdengar rayu
biarkan mata memerah
muka penuh makup debu
pakaian membasa
memang kita tak perlu menjadi kelelawar saat malam tiba


tangan ini terlalu longgar lalu mengepas kita
dalam sunyi masing-masing
waktu telah berkuasa
dengan merenggut malam

kawan
sekarang rasa ini terlalu hambar

aku meneguk bir
mengasingkan diri dari waktu
yang terus merengguk

kau pun merangkai bunga tanda mati
saat aku masih merasakan hembusan nafas
dahaga yang mencibir
mimpipun melenyap

ciputat, 14/3/2011

0 komentar:

Posting Komentar