TUTORIAL BLOG
Selasa, 10 April 2012
mengukir jejak
Perempuanku
Kamis, 13 Oktober 2011
di sebuah titik
di tepianya kita menatap senja
dan kita terasa begitu dekat, sangat dekat
harapan merajut pada waktu, agar tak mudah terlarut
sehingga kita bisa lebih lama meneguknya
sayang, kita pun tau tak ada yang kuasa atasnya
seiring lenyapnya, kita dipaksa menanggalkan tempat itu
mempertanyakan dengan penantian pada titik itu akan mempertaukan kembali
menatap kembali senja
dan membiarkan angin menyibak rambutmu
ataukah
membiarkan semuanya menguap begitu saja
berubah menjadi butirbutir yang kita nikmati masingmasing di balik tirai
dengan memandang titik yang kian curam dalam deburan ombak terus menghantam
meski kita tahu
bahwa ini bukan hendak kita
Rabu, 12 Oktober 2011
digadai
adalah sepi yang tercabutnya ramai, tapi aku sedang berada di pasar
membiarkan tubuh tercabikcabik elang
berteriak menangis sejadijadi layaknya bayi
tak ada jawaban atas segenap pertanyaan
hanya melampirkan
secarik cerita mengadu tempat pegadaian
agar kugadaikan tubuhku
lalu berlari dan terus berlarilari
tak ada kata, tak ada tawa, tak ada tangis
semuanya melenyap dipermukaan
_________”___________
akhirnya kau datang juga
bawa sana,
lelah ku menyimpan tubuhmu
aku lemparkan ke laut, ikan menolaknya
di kubur, cacing pun menolak
demikian juga para penjagal daging
_____________________”________________
ku pandangi tubuh yang terdampar begitu saja
matanya terlihat tajam seperti hendak menyampaikan pesan, namun tenggorakannya seperti tersendat
siapa yang hendak menerima tubuh
Sebuah Catatan Terasing